[Dunia Musik] Mimpi. Percaya. Menerima. | Pingkan Podung

Ini sedikit mirip dengan motto-nya kak Agnes Monica (sekarang lebih dikenal sebagai Agnezmo) yaitu, Dream. Believe. Make it happen.
Ya, semua orang tentunya punya cita-cita, punya impian, dan percaya bahwa impian tersebut akan terjadi atau menjadi kenyataan.

Sesuatu yang saat ini belum kita lihat buktinya, tetapi masih kita harapkan, sesuatu yang terkadang itu rasanya terlalu tinggi untuk digapai, dan rasanya mustahil untuk diwujudkan...
Tetapi ketika kita telah menerimanya, what? cubit aku... apakah ini sungguh-sungguh nyata??

Ya, kira-kira begitulah gambaran ketika mimpi kita menjadi kenyataan. Sungguh bahagia tak terkira!
Bagiku, kebahagiaan itu dapat diperoleh dari siapa saja, kapan saja, darimana saja, dimana saja, dan bahkan di luar apa yang pernah kita bayangkan.
Dari hal kecil pun kita dapat memperoleh kebahagiaan. Bahkan seringkali kebahagiaan terdapat dalam suatu hal yang sederhana.

Berbicara mengenai prestasi, bukanlah sesuatu yang harus WOW atau luar biasa. Ketika kita dapat meraih mimpi kita, itu adalah sebuah prestasi. Dan prestasi terbesar menurutku adalah, ketika kita dapat melawan, melewati diri kita sendiri, yang orang lain bahkan diri kita sendiri ragu dan tak percaya untuk digapai, tetapi dapat kita lakukan dan wujudkan, di situlah letak prestasi.

Mungkin diriku adalah salah satu orang yang penuh imajinasi, mimpi, keinginan, dengan berjuta harapan untuk (kapan ya?) dapat mewujudkan itu semua. Apakah ini disebut muluk-muluk?
Ah, saya hanya berpikir bahwa, saya harusnya sangat bersyukur dapat memikirkan ide-ide yang mungkin tak menghigapi orang lain, bagaimana caranya saya mengingat dan menghayati, serta tetap percaya akan tujuan dari perwujudan mimpi-mimpi itu: Memuliakan Tuhan dan membuat orang lain bahagia. Itu. Suatu tujuan sederhana sampai saat ini aku mengejar mimpi-mimpi yang ada.

Kadang dalam perjalanannya tentu saya merasa letih, lelah, dan bahkan ingin keluar dari arena bersama diriku sendiri dalam meraih mimpi. Tetapi, tujuan itulah yang selalu membuatku bertahan dan meskipun hanya langkah kecil tertatih, tetapi saya harus membuat suatu perubahan dan kemajuan.

Banyak sekali, dua kali, tiga kali, maksudnya sungguh banyak keinginan yang kumiliki. Mungkin saat ini belum tergapai semua, tetapi saya percaya, Tuhan sudah menyiapkan rencanaNya yang indah, bahkan beyond my imagination.

Saya sering menulis mimpi-mimpi saya di dalam buku harian, dan dipanjatkan secara teratur dalam doa kepada Tuhan... di akhir doa, satu hal yang saya yakini JADILAH KEHENDAK TUHAN.
Jika memang mimpi itu datang dari Tuhan, pasti ada jalan dan akan terwujud di waktuNya yang tepat.

Salah satu mimpi yang ingin saya ceritakan di sini adalah tentang musik. Jujur, saya baru bisa memainkan alat musik saat SMA kelas 12.
Alat musik pertama yang bisa saya mainkan saat SD adalah rekorder sederhana nan murah meriah. Saat SMP kelas 8 saya meminta orang tua saya membelikan gitar (Rp150.000) kala itu, pikirku tidak apa gitar murah meriah, yang penting bunyi senar gitar deh, dan permintaan itu dikabulkan, saya senang sekali! Gitarnya berwarna biru. Tetapi saya malu untuk belajar dengan teman, takut dibilang sok... akhirnya hanya bermodalkan buku, saya mencoba bermain gitar.
Ini dia si Gitar Biru yang sekarang sudah uzhur :( Dulu setiap pulang sekolah, semangat sekali belajar gitar.
Lagu pertama yang saya mainkan adalah Di Doa Ibuku Namaku Disebut (nada dasar: C). Tetapi karena panduan di buku tersebut, bentuk kunci G adalah susah sekali, sehingga saya berhenti. (bahkan saya belajar stem gitar juga dari buku :D ). Karena 2 kali senar putus, dan saya tidak tahu di mana harus membeli senar gitar pengganti, saya hanya menyimpan gitar tersebut pada bungkusnya. (alasan yang sepele kan, malu bertanya, memang tidak akan maju-maju). Pikirku, nanti kalau sudah master, baru tunjukin main gitarnya hahaa


Sekitar 4 tahun vakum, akhirnya saya memulai membuka bungkus gitar tersebut pada tahun 2012, di akhir masa sekolah di SMA karena ada penilaian seni budaya. Saat itu di kelas, berbondong -bondong teman-teman sekelas belajar gitar. Nah, jadi inspirasi pingkan kenapa gak coba belajar sama teman kan lebih asyik. Di samping itu, gitar biru ini menjadi pelopor vokal grup evangelion dalam tour puji-pujian di gereja-gereja di Sangatta.

Dulu kita rajin banget latihan vokal grup setelah pulang sekolah, gaes #Evangelion :"

Ini saat gladi bersih, sebelum tampil di GPIB. (bersama si Gitar Biru)
Setidaknya, bagiku yang belum lancar main gitar saat itu, dengan bisa memakai gitar untuk keperluan tim vokal grup yang sudah keliling kemana-mana di Sangatta, adalah sebuah kebahagiaan kecil tersendiri :) Jadi apa yang kita punya, bagikanlah kepada orang lain. Itu yang namanya jadi berkat.

Karena pingkan tidak ingin bergantung pada gitaris untuk mengiringi nyanyi, akhirnya saya berkeras untuk belajar memantapkan permainan gitar ini. Supaya bisa nyanyi sambil main gitar gitu.
Hingga memberanikan diri, menyanyi solo di gereja dengan gitar, tetapi karena grogi, jadinya salah chord, gitar fals, lupa lirik, dsb... sekitar 3 kali penampilan penuh kesalahan ini dan itu, namanya proses pembelajaran :D kalau ingat-ingat awal-awal masa belajar gitar dan bernyanyi di depan jemaat rasanya..... :D

Ya, seiring berjalannya waktu, saya bisa semakin mantap belajar gitar karena diajarin oleh pak Christian Turangan (musisi andalan di gereja, my mentor, my idol, my teacher, my motivator, my inspiration, my banyak laah)

I promise, the first thing I'll do with every gift that I got, I will play it for glorifying Your Name, in Your Holy House :)
Dalam perjalanan selanjutnya, saat kuliah di Samarinda saya belajar bermain gitar untuk mengiringi ibadah-ibadah PT, sektor, apalagi saya dapat endorsed gitar dari musisi andalan Youthcoustic (sebuah band acoustic khusus Eben Haezer Samarinda) yaitu Mas Bima yang dengan kebaikan hatinya meminjamkan gitar akustiknya padaku dan (akhirnya biola juga) :D

Ditambah, dapat kado gitar warna pink di ulang tahunku yang ke-21 saat paskah 2016, bahagia sekali, impian memiliki gitar sendiri terwujud! Puji Tuhan :)

*********************************************************************************
Itulah kisah gitar yang cukup panjang, kita lanjut ke kisah berikutnya :D

Berkaitan dengan keyboard, dulu... tak pernah terpikirkan padaku untuk dapat belajar keyboard...
Awalnya oleh kebaikan hati kak Dhisa Aipassa, yang memberikan les gratis organis, saat pingkan kelas XI, dengan satu syarat: pakai kemampuan ini untuk pelayanan ya... Dulu sempat latihan beberapa kali pertemuan, namun karena terbatas kegiatan sekolah akhirnya sempat berhenti.
Lalu, pada saat bamboong alias pengangguran pasca SMA sembari menunggu pengumuman kuliah, pingkan rajin ke gereja untuk latihan musik (organ yang ada di gereja), ditambah juga pengetahuan baru oleh pak Christian (pingkan belajar gitar dan keyboard darinya).

Sekitar tahun 2014, tepat seminggu sebelum mengikuti karantina pertukaran pemuda Indonesia-Kanada, pingkan beranikan diri menjadi organis di gereja. (Permainan pertama pun belum sempurna, karena masalah sound). Tetapi, that's it! Bagian dari perjalanan.
Bersyukur, banyak orang-orang di sekitar kita yang Tuhan pakai jadi berkat, yang memberikan kita kesempatan untuk mengasah potensi kita, dan juga yang selalu mendukung kita untuk terus maju, yang selalu mengacungkan ibu jarinya ke atas ketika kita merasa seharusnya ke bawah.

Seseorang yang selalu mendukungku untuk terus belajar bermain organ di gereja. #BelovedPapi

Sampai saat ini, puji Tuhan pingkan dipercayakan menjadi salah satu organis di gereja. Dan, itu adalah salah satu mimpi jadi kenyataan. Jika dulu saat masih kecil hanya dapat memandang dengan kagum para pemain organis di gereja, namun kini Tuhan berikan kesempatan itu. Bahkan lebih! Di manapun kita dapat bermain alat musik ini di setiap kesempatan yang ada. Sungguh terima kasih Tuhan ^_^ #BeyondDream

*******************************************************************************
Itu kisah singkat tentang keyboard ya. (meskipun masih sering pakai transpose hihii) terus belajar!
Yups, ke alat musik favorit pingkan berikutnya...
Jadi, pingkan punya banyak impian... untuk dapat memainkan alat musik, baik klasik maupun tradisional. Puji Tuhan dibukakan jalan untuk menyentuh alat musik itu dan kesempatan memainkannya.


Dulu, alat-alat musik ini hanyalah mimpiku saja, dengan pertanyaan, "Kapan ya bisa memainkannya?"
Namun, jika ada keinginan, pasti ada jalan. Jika ada kemauan, pasti ada menemukan kesempatan. Kita bisa memainkannya, karena proses LATIHAN!

Seperti beberapa alat musik ini, dulu hanyalah mimpi untuk dapat melihatnya secara nyata dan menyentuhnya, tetapi sekarang mimpi itu sudah menjadi kenyataan, meski harus berjuang bertahun-tahun untuk mewujudkannya.

Kolintang alat musik tradisional khas Minahasa, Sulawesi Utara... dahulu saya adalah penghayat setia jika ada kolintang dari Bontang isi puji-pujian di gereja, dan saya kembali diberi kesempatan saat masa akhir kuliah di Samarinda bersama ibu-ibu PINKAN (Persatuan Insan Kolintang Nasional) Kalimantan Timur, terima kasih bisa diberi wadah untuk belajar bersama.
Tebak, di antara ibu-ibu cantik ini, dimanakah Pingkan? :D
Beruntung, sekarang bisa menjadi bagian dalam keluarga grup Kolintang Kawanua Kutim ^_^ ciao!


Sampeq, dahulu alat musik ini hanya untuk keperluan sesi foto Putri Pariwisata, namun dibukakan jalan untuk dapat belajar, dengan beberapa musisi andalan Kutim dan Kaltim yang sering pentas ke mana-mana.

Pertama kali main Sampeq di gereja, untuk lagu "Amazing Grace" mengiringi perpisahan Pdt. Santino Manoppo. Aaaah :(

Dan, yang terbaru, biola!!! Alat musik yang sangat kuidamkan (selain Saxofon dan Sasando) yang setelah bertahun-tahun, akhirnya dipinjamkan oleh Mas Bima untukku belajar. Sudah hampir 2 tahun ini, belajar melalui video di Youtube.


I will give my best for you, my beloved people and region!


Permainan biola bertama adalah saat mengisi pujian bersama adik terkasih Rike, lagu pertama yang kita mainkan adalah lagu "You are My All in All" :) dengan proses latihan menggesek yang tidak mudah...


Dan, sedikit banyak kemampuan bermusikku dipengaruhi oleh ini, Youthcoustic, saat kuliah di Samarinda dan bergabung dalam jemaat Eben Haezer, pingkan dapat mengeksplore kemampuan musik bersama mereka...

I miss YOUTHCOUSTIC a lot!!!

Saat ini pun, saya bukanlah seorang master dalam bidang alat musik. Dapat melihat secara nyata, menyentuh, bahkan belajar memainkannya adalah suatu mimpi yang jadi kenyataan bagiku.
Melalui alat musik, dan permainan yang sederhana kita memuliakan namaNya melalui setiap puji-pujian yang dinaikkan, menciptakan lagu yang bisa jadi berkat bagi orang lain, dan hampir lupa... musik tidak hanya sebatas alat musik buatan manusia, ada instrumen musik paling natural yang dimiliki, yaitu suara mahluk dan komponen alam semesta yang luar biasa indah!
Menggunakan suara kita untuk menghibur yang sedih, menolong yang kesusahan, atau bahkan dengan petikan a little "happy birthday" mengasilkan senyuman kecil di raut wajah orang yang kita sayangi.

Membuat orang lain bahagia dengan musik, itulah impian kecilku.


Teruslah bermimpi, percayalah bahwa itu akan menjadi nyata, maka kita akan menerimanya.
Dream, believe, receive it.


#SoliDeoGloria


Next Post : Pemuda adalah Agen Perubahan














Komentar

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog Podungmy. Semoga tulisannya bermanfaat. Silakan isi komentar / saran untuk lebih baik ke depannya. Salam hangat, Pingkan.

Postingan Populer